Segera Masuki Tahun Politik, PT PP Melangkah Konservatif Tahun 2023 - Perusahaan mencatatkan laba usaha patungan sebesar Rs 136,47 miliar, laba asosiasi sebesar Rp. 968,51 juta dan pendapatan lain-lain sebesar Rs 69,99 miliar dapat diperinci setelah dikurangi pajak, perseroan mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp 112,25 miliar.
Meningkat 1,84% dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu sebesar Rp.110,22 miliar.Terkait aset perseroan hingga Juni 2022 tercatat Rp 58,27 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 55,57 triliun.
Terdiri dari aset lancar Rp. 34,74 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp 23,53 triliun. Liabilitas terhitung sampai Juni 2022 tercatat sebesar Rp. 43,71 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp41,24 triliun termasuk utang jangka pendek Rp 31,09 triliun dan utang jangka panjang Rp 12,62 triliun.
Sedangkan ekuitas sedikit meningkat menjadi Rp 14,56 triliun pada Juni 2022 dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 55,57 triliun.
Adanya Kontrak Baru Sampai Bulan Agustus 2022
Sebelumnya PT PP (Persero) Tbk (PTPP) menandatangani kontrak baru yaitu Rp 15,78 triliun sampai Agustus 2022.
Pencapaian ini meningkat 55,93% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 10,12 triliun. Berdasarkan penilai kinerja, mayoritas berasal dari BUMN dengan 65%. Setelah itu, pemerintah dan swasta masing-masing menyumbang 30% dan 5%. “BUMN berkontribusi sekitar 65% dan pemerintah sekitar 30% hingga Agustus 2022.
Sebagian besar pasar kita lebih fokus ke sana untuk memastikan proyek ini berjalan lancar dengan pembayaran yang baik, kami berharap memiliki arus kas yang baik untuk pencapaian di tahun 2022,” kata Direktur Utama PTPP Novel Arsyad saat Public Expose Live 2022, Kamis (15 September). , 2022).
Hingga akhir tahun, perseroan menargetkan kontrak baru senilai Rp 31 triliun. Di antaranya proyek BUMN diharapkan memberikan kontribusi 48%, pemerintah 44% dan sektor swasta 8%.
Secara industri, tingkat penyelesaian kontrak batu pada Agustus 2022 sebagian besar adalah konstruksi sebesar 64%. Diikuti oleh bisnis anak 28%, dan perusahaan EPC 8% saham “Terutama atau 64% di sektor konstruksi.
Ada beberapa proyek konstruksi diantarnya infrastruktur49% , Jalan juga jembatan 24% kemudian bangunan 27%” jelas Novel. Hingga akhir tahun, perusahaan mengharapkan kontrak baru di sektor konstruksi mencapai 63%, yang terdiri dari 41% bangunan, 30% infrastruktur, dan 29% jembatan juga jalan. Setelah itu, bisnis usaha anak perusahaan sebesar 23%, EPC sebesar 13% dan luar negeri sebesar 1%.
Kinerja Dari Semester 1 2022
Sebelumnya, PT PP (Persero) Tbk (PTPP) mengumumkan hasil dari semester I 2022. Selama periode perseroan menguatkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik induk perusahaan sebesar 86,96 miliar Rupee.
Sedikit meningkat 1,07% tahun-ke-tahun menjadi Rs 86,04 miliar. Kinerja ini berbanding lurus dengan laba usaha yang meningkat 39,74% menjadi Rp 9.020 miliar pada semester I 2022 dibandingkan Rp 6.460 miliar pada semester I 2021.
Dikutip dari laporan keuangan perseroan, Senin, Rabu (September 8 Agustus 2022), pendapatan perseroan yang ditopang jasa konstruksi tumbuh 47,1% menjadi Rp 7,13 triliun pada semester I 2022. Berikutnya adalah segmen real estate dan real estate senilai Rp 1,08 triliun.
Selanjutnya, segmen EPC (Engineering, Procurement-Construction) Rp 593,19 miliar, Energi Rp 80,75 miliar, Sewa peralatan Rp 63,14 miliar, Waralaba konstruksi barang dan properti Rp 54,11 miliar dan prefabrikasi Rp 26,8 miliar. Triliun Rupee menjadi 7,79 Triliun Rupee. Meski begitu, laba kotor masih mencatat kenaikan sebesar 53,79% menjadi Rs 1.230 miliar dari Rs 798,28 miliar pada semester pertama tahun 2021. 332,72 miliar, mengurangi kerugian sebesar Rs 83,89 miliar. dan belanja keuangan Rp 594,45 miliar.
Kemudian ada beban lain-lain sebesar Rs 60,93 miliar dan beban pajak final sebesar Rs 230,3 miliar.
Aktiva Perusahaan
Perusahaan juga mencatat laba usaha patungan sebesar Rs 136,47 miliar, laba asosiasi sebesar Rs 968,51 juta dan pendapatan lain-lain sebesar Rs 69,99 miliar.
Dari perincian tersebut, setelah dikurangi pajak, perseroan mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp 112,25 miliar. Meningkat 1,84% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rs 110,22 miliar. Terkait aset perseroan per Juni 2022 tercatat Rp 58,27 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp 55,57 triliun.
Terdiri dari aset lancar Rp 34,74 triliun dan aset jangka panjang Rp 23,53 triliun. Liabilitas pada Juni 2022 tercatat sebesar Rp43,71 triliun, naik dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rp41,24 triliun termasuk utang jangka pendek sebesar Rs 31,09 triliun dan utang jangka panjang sebesar Rs 12,62 triliun.
Sementara itu, ekuitas tumbuh tipis menjadi Rs 14,56 triliun pada Juni 2022 dari posisi akhir Desember 2021 sebesar Rs 55,57 triliun.
0 Komentar